Selasa, 29 Maret 2011

Apakah Probiotik..?

Para ahli Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendefinisikan probiotik sebagai “mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah memadai akan menyehatkan tuan rumahnya”. Mereka membantu pencernaan makanan, membatasi bakteri merugikan dan merangsang kekebalan tubuh.
Sejarah probiotik
Pada akhir abad ke-19, para ahli mikrobiologi menemukan bahwa orang sehat memiliki mikroba yang berbeda dengan orang sakit. Mereka kemudian menamakan mikroba yang baik “probiotik” (arti harfiahnya “untuk kehidupan”).
Metchnikoff mungkin adalah peneliti pertama yang mengembangbiakkan mikroba bermanfaat dari susu fermentasi. Dia meyakini bahwa bakteri asam laktat dapat memperpanjang umur dan meminum susu asam setiap hari untuk membuktikannya. Dia meninggal dunia di tahun 1916 dalam usia 71 tahun, jauh melampaui usia rata-rata waktu itu.
Penelitian Metchnikoff menginspirasi ilmuwan Jepang Shirota untuk memulai riset tentang hubungan bakteri usus dengan kesehatan. Meyakini bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh jumlah bakteri baik yang hidup dalam ususnya, Shirota dengan tekun meneliti berbagai jenis flora mikroba usus. Pada tahun 1935, dia berhasil mengembangkan bakteri khusus yang hidup dalam susu fermentasi.
Sejak itu, banyak peneliti meneruskan pekerjaan Shirota untuk mempelajari efek kesehatan dari probiotik. Penelitian tersebut semakin intens dalam 20 tahun terakhir.

Cara kerja pencernaan
Untuk memahami bagaimana probiotik menguntungkan kita, pemahaman mengenai sistem pencernaan akan membantu.
Saluran pencernaan Anda berisi ekosistem mikroba yang beragam dan kompleks. Anda adalah tuan rumah bagi lebih dari 500 jenis bakteri usus yang memiliki cara hidup dan perilaku berbeda-beda. Mereka memiliki potensi untuk bertindak positif, negatif atau netral.
Jumlah dan jenis bakteri bervariasi tergantung lokasinya di saluran pencernaan. Pada individu sehat, bagian atas dari usus kecil dan lambung mengandung sedikit mikroba karena aksi bakterisida asam lambung. Berbeda dengan usus kecil, usus besar adalah “markas PBB”-nya bakteri. Di antara kedua ekstrim itu terdapat zona transisi yang berisi bakteri dalam jumlah moderat.

Proses pencernaan dimulai segera setelah makanan masuk mulut. Pengunyahan memperluas permukaan partikel makanan yang membuatnya lebih mudah diurai menjadi partikel-partikel lebih kecil oleh enzim air ludah. Di dalam perut, makanan bercampur dengan cairan lambung yang mengandung enzim pencernaan dan asam klorida. Campuran ini, yang disebut cairan lambung, menghancurkan makanan yang kemudian dipompa keluar dari lambung menuju usus kecil. Di sana, enzim lain dan empedu dicampur dengan cairan lambung untuk melanjutkan proses pencernaan dengan mengurai lemak, protein dan karbohidrat. Beberapa karbohidrat tidak tercerna oleh enzim dan akan lolos ke usus besar, namun sebagian besar nutrisi terserap di usus kecil.
Dalam waktu sekitar 4-6 jam setelah makan, apa yang tersisa dari makanan akan melewati usus besar. Usus besar memiliki jumlah bakteri terbesar (hingga 100 triliun) dari berbagai jenis. Bagian atas usus besar melakukan fermentasi karbohidrat. Kotoran sisa pencernaan dikeluarkan melalui dubur setiap 24-48 jam.

Mekanisme kerja probiotik
Probiotik bermanfaat bagi kesehatan melalui salah satu proses berikut:
  • Persaingan untuk nutrisi. Untuk tumbuh dan berkembang biak, bakteri usus yang baik menggunakan nutrisi yang sama dengan bakteri patogen. Konsumsi probiotik membantu membatasi perkembangan bakteri patogen.
  • Persaingan untuk perlekatan. Kemampuan bakteri untuk melekat di dinding usus merupakan elemen penting dalam perkembang-biakannya. Di sini sekali lagi persaingan terjadi antara bakteri baik dan buruk. Salah satu fungsi penting bakteri probiotik adalah mencegah atau membatasi pertumbuhan bakteri patogen potensial (e. coli, salmonella, dll) pada dinding usus. Bakteri-bakteri buruk itu dapat mengganggu pencernaan, menghambat penyerapan nutrisi, dan menyebabkan diare atau muntah. Dalam populasi mikroflora usus yang seimbang, dominasi bakteri baik mengurangi risiko tersebut.
  • Merangsang kekebalan. Dengan mengoptimalkan keseimbangan mikroflora usus, probiotik memelihara dan merangsang imunitas tubuh. Bila dikonsumsi secara teratur, mereka membantu Anda mengurangi risiko berbagai penyakit.
  • Memperbaiki pencernaan. Probiotik memproduksi enzim seperti polisakarida karbohidrat yang membantu mengurai makanan. Dengan demikian, usus kecil lebih mudah menyerap nutrisi yang terurai dari makanan. Mikroflora di usus besar juga mendukung proses sintesis vitamin.

Source: http://majalahkesehatan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar