Sabtu, 26 Februari 2011

KEFIR, SUSU ASAM BERKHASIAT

Setelah "disulap" menjadi kefir yang asam rasanya, susu bisa menjadi lebih awet. Selain itu juga makin "berkhasiat". Sebagai minuman fungsional, kefir diduga bisa menurunkan kolesterol, mengurangi risiko timbulnya kanker dan penyakit jantung koroner. Seperti penuturan Prof. Dr. Ir. Srikandi Fardiaz, M.Sc., berikut ini.
--------------------------------------------------------------------------------

Gumpalan bibit kefir.
Kefir merupakan produk susu yang berasa asam yang berasal dan banyak dikonsumsi di kawasan Kaukasia. Di daerah Rusia, kefir merupakan minuman populer yang diproduksi dan diperdagangkan dalam jumlah besar.
Butiran bibit kefir yang dibutuhkan untuk membuat susu kefir banyak dijual di toko-toko makanan di kawasan itu. Para ibu rumah tangga biasanya membuat kefir untuk keluarganya. Namun kefir juga diproduksi di Eropa Barat dan Amerika Serikat.


Gampang membuatnya
Pembuatan kefir merupakan suatu cara murah untuk mengawetkan susu. Metode pembuatannya pun sederhana sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.

Kefir dibuat dari susu dan butiran bibit kefir. Bahannya bisa susu kambing, domba, atau sapi. Bibit kefir dapat dibeli atau diperoleh dari "sisa" kefir sebelumnya. Jika disimpan secara benar, bibit kefir dapat digunakan beberapa kali tanpa batas.

Susu bahan kefir mula-mula dipasteurisasi (dipanaskan pada suhu 85oC selama 30 menit) dan didinginkan dalam wadah berbahan gelas hingga mencapai suhu kamar (18 - 25oC). Kemudian ditambahkan butiran bibit kefir sebanyak 5 - 6% (50 - 60 g bibit kefir untuk 1 l susu). Campuran susu dan bibit kefir diinkubasi dengan cara didiamkan pada suhu kamar selama 24 - 48 jam, sampai terjadi penggumpalan sempurna. Selanjutnya, kefir disaring untuk memisahkan butiran kefir yang dapat digunakan untuk membuat kefir baru.

Susu kefir hasil saringan dapat ditingkatkan cita rasanya (flavor) dengan menginkubasikan kembali selama 24 jam pada suhu kamar, atau akan lebih baik kalau disimpan dalam lemari es pada suhu 8oC selama 24 jam. Seterusnya susu kefir dapat disimpan pada suhu tersebut minimal selama satu minggu.

Bibit kefir
Bibit kefir terdiri atas granula (butiran) mulai seukuran biji gandum sampai biji kenari. Butiran itu tumbuh dari ukuran sangat kecil dan terus tumbuh selama inkubasi. Sebanyak 50 g butiran kefir basah dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dalam 7 - 10 hari jika dipindahkan ke dalam 500 ml susu segar enam kali seminggu. Untuk menumbuhkan bibit kefir dapat digunakan susu penuh, susu skim, atau whei susu yang telah dinetralkan.

Butiran-butiran bibit kefir terdiri atas mikroorganisme yang dikelilingi oleh matriks berbentuk lendir yang terdiri atas gula polisakarida yang disebut kefiran (ini diproduksi oleh bakteri tertentu). Bibit kefir juga terdiri atas campuran berbagai bakteri dan kamir (ragi), masing-masing berperan dalam pembentukan cita rasa dan struktur kefir.

Spesies mikroorganisme dalam bibit kefir di antaranya Lactocococcus lactis, Lactobasillus acidophilus, Lb. kefir, Lb. kefirgranum, dan Lb. parakefir yang berfungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa. Lb. kefiranofaciens sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir), Leuconostoc sp. membentuk diasetil dari sitrat, dan Candida kefir pembentuk etanol dan karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan Lb. brevis, dan kamir (Torulopsis holmii dan Saccharomyces delbrueckii).

Bibit kefir tidak dapat dikeringkan dengan pemanasan karena sebagian mikroorganisme di dalamnya akan mati. Bibit kefir masih aktif jika diawetkan dengan cara pengeringan beku (freeze drying). Tapi cara terbaik menyimpan bibit kefir adalah dengan memindahkan bibit kefir lama ke dalam susu yang dipasteurisasi secara berkala, diinkubasi semalam dan disimpan dalam lemari es bersuhu 4 - 7oC. Dalam kondisi seperti ini bibit kefir tetap aktif selama kurang lebih sebulan.

Gizi dan khasiatnya

Selama proses fermentasi terjadi perubahan biokimia dari substrat akibat aktivitas bakteri asam laktat heterofermentasi dan kamir alkoholik. Keasaman kefir meningkat dari 0,85% menjadi 1,0% (dihitung sebagai asam laktat) dan pH menurun sampai di bawah 3,0. Juga terbentuk karbon dioksida sehingga produk mempunyai rasa karbonat. Perubahan itu membentuk cita rasa kefir yang diinginkan.

Selama fermentasi terbentuk polimer yang terdiri atas unit-unit gula (galaktosa dan glukosa) dalam jumlah sama yang disebut kefiran. Kefiran berjumlah sekitar 25% dari berat kering butiran kefir dan disintesis bersama sel mikroba baru. Selama fermentasi juga terbentuk senyawa asetoin dan diasetil.

Kandungan gizi kefir hampir sama dengan gizi susu bahan kefir. Kelebihannya dibandingkan dengan susu segar adalah karena asam yang terbentuk dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah kerusakan susu, dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen sehingga meningkatkan keamanan produk kefir.

Bakteri asam laktat dalam kefir mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan. Di antaranya sebagai probiotik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan, karena bakteri asam laktat memproduksi senyawa antimikroba, antara lain bakteriosin, hidrogen peroksida, dan berbagai antibiotik.

Bakteri asam laktat membentuk koloni dan menciptakan lingkungan dalam saluran pencernaan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen yang masuk ke tubuh. Karena itu dapat mencegah diare yang disebabkan bakteri patogen.

Bakteri asam laktat juga dapat mencegah infeksi saluran urine, mengurangi risiko timbulnya kanker atau tumor saluran pencernaan dan organ lain, menurunkan kadar kolesterol serum darah, mengurangi risiko penyakit jantung koroner, merangsang terbentuknya sistem imun, membantu penderita lactose intolerance dalam mengkonsumsi susu, dan memperlancar buang air besar. Karena bermanfaat untuk kesehatan, kefir digolongkan dalam minuman fungsional.

Penurun kolesterol dan resiko kanker
Dasar ilmiah atas dugaan bahwa mengkonsumsi produk fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat dapat menurunkan kadar kolesterol serum darah - sehingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner itu - memang belum pasti. Namun beberapa penelitian mengemukakan dua teori berikut ini.

Beberapa galur (strain) bakteri asam laktat mampu melakukan metabolisme kolesterol dari makanan dalam usus halus sehingga tidak diserap tubuh.

Beberapa galur bakteri asam laktat mampu melakukan dekonyugasi garam bile dalam usus halus untuk mencegah absorpsi kembali oleh tubuh sehingga merangsang hati untuk mensintesis lebih banyak garam bile dari kolesterol serum. Kedua hal itu menurunkan kadar kolesterol serum.

Selain itu beberapa penelitian juga membuktikan, mengkonsumsi produk fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat dapat menurunkan risiko timbulnya kanker atau tumor dalam saluran pencernaan. Sebab, bakteri asam laktat yang hidup dalam produk fermentasi susu menekan pertumbuhan bakteri lain di dalam saluran pencernaan.
Bakteri yang tidak diinginkan itu dalam saluran pencernaan memproduksi beberapa enzim tertentu, misalnya betaglukuronidase dan azoreduktase yang dapat mengubah senyawa prokarsinogen dalam makanan menjadi karsinogen (misalnya nitrit menjadi nitrosamin), yaitu senyawa penyebab kanker.

Kontrol terhadap pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan itu dapat menurunkan pembentukan karsinogen sehingga mengurangi risiko kanker kolon (usus besar). Bakteri asam laktat juga merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga menurunkan konsentrasi prokarsinogen dan karsinogen dalam saluran pencernaan.

Membantu penderita lactose-intolerance
Lactose-intolerance atau ketidakmampuan mencerna laktosa itu terjadi karena seseorang tidak dapat memproduksi enzim beta-galaktosidase oleh sel epitel usus halus akibat kelainan genetik.

Jika orang itu mengkonsumsi susu, laktosa dalam usus halus tidak dapat dicerna menjadi galaktosa dan glukosa sebelum diangkut ke dalam tubuh untuk metabolisme lebih lanjut. Molekul laktosa yang tidak dapat diserap tubuh kemudian masuk ke dalam usus besar dan dihidrolisis oleh bakteri yang memproduksi beta-galaktosidase.

Galaktosa dan glukosa yang terbentuk akan dimetabolisme oleh bakteri homofermentatif dan heterofermentatif menghasilkan asam dan sejumlah gas di dalam usus besar sehingga orang tersebut akan menderita diare, kembung, dan sakit perut.

Produk fermentasi susu sangat baik bagi penderita lactose-intolerance karena sebagian besar laktosa sudah dipecah oleh bakteri asam laktat sehingga kandungan laktosanya rendah. Selain itu bibit (starter) kefir juga merupakan sumber enzim beta-galaktosidase untuk memecah laktosa dalam susu. 
(Penulis adalah guru besar madya pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB)

Kefir sebagai Probiotik dan Obat

Mengonsumsi kefir secara rutin & konsisten memberikan kondisi positif bagi kesehatan karena:

1. Kefir membantu menyehatkan system pencernaan dan menghindari resiko terkena kanker (tumor) usus besar.
2. Kefir membantu menormalkan bakteri yang terdapat pada usus besar pasca-pengobatan yang menggunakan antibiotic.
3. Meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan.
4. Membantu memperlancar buang air besar.
5. Membantu menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes,hypertensi dan tumor.
6. Membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung koroner.
7. Membantu mencegah infeksi saluran urine.
8. Membantu meningkatkan system kekebalan tubuh.
9. Membantu menjaga stamina tubuh dan menjaga tubuh agar tidak cepat lelah.
10. Memperkuat efek obat yang dikonsumsi untuk penyembuhan.
 
 Sebagai ‘’obat’’, kefir berkhasiat menyembuhkan Tuberkulosis (TB), Sinusitis, Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), Asma, Radang Usus, Diare, Sembelit, Bronkitis, tulang retak, dan tulang patah.
 Gangguan Eksim, Kelainan Ginjal,Batu Ginjal, Asam urat, Reumatik, Osteoporosis, Kolesterol, tekanan darah tinggi/rendah, Diabetes, Migraine dan sakit kepala, segsi seksual, meningkatkan fungsi kerja lambung dan fungsi pencernaan, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, baik bagi bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.

ATURAN PAKAI KEFIR KAUKASIAN :

Berikut gambaran mengenai porsi ideal utk setiap kelompok umur dan berat badan


Rekomendasi Penggunaan:

Budaya Minum Susu dan Peringkat SDM Kita

Budaya minum susu secara tidak langsung diperkenalkan oleh penjajah Belanda. Namun, pada saat itu kita sebagai inlander hanya sekadar melihat dan mungkin meneteskan air liur melihat bangsa penjajah menikmati susu. Sementara, bangsa Indonesia harus berjuang keras untuk merebut kemerdekaan sehingga makan pun hanya seadanya. Minum susu hanyalah sekadar mimpi di zaman itu.Tertanam di benak kita bahwa kalau ingin mempunyai postur tinggi besar seperti orang Belanda dan ingin berkuasa seperti bangsa penjajah, maka minumlah susu.

Pada awal tahun 1950-an Prof Poorwo Sudarmo (Bapak Gizi Indonesia) mencetuskan empat sehat lima sempurna dengan menempatkan susu pada urutan terakhir. Karena ada kata sempurna, maka seolah-olah susu adalah penyempurna makanan kita sehari-hari. Padahal, barangkali saja susu diletakkan di urutan terakhir karena bangsa kita belum begitu mengenal susu dan juga susu masih merupakan barang langka yang harganya mahal.


Saat ini konsumsi susu bangsa Indonesia, meski sudah merdeka 57 tahun, ternyata masih sangat rendah yaitu hanya 5,10 kg/kap/tahun. Kalau kita telusur tren konsumsi susu dari tahun ke tahun, tampaknya memang ada kemajuan. Namun, kemajuan tersebut relatif lambat. Pada tahun 1970 konsumsi susu penduduk Indonesia hanya 1,82 kg/kap/ tahun, sepuluh tahun kemudian menjadi 4,36 kg (1980).

Krisis ekonomi berdampak buruk pada kemampuan masyarakat untuk membeli susu. Puncak konsumsi susu yang dicapai pada tahun 1995 (6,99 kg/kap/tahun) terus merosot hingga menjadi 5,10 kg/kap/tahun (1998). Konsumsi pangan hewani lainnya (telur dan daging) juga menurun pascakrisis ekonomi.

Angka-angka tadi bisa diterjemahkan dalam ukuran rumah tangga yaitu pada tahun 1998 rata-rata bangsa Indonesia hanya minum susu 1/2 gelas per minggu (14 gr/hari), satu butir telur/minggu (7 gr/hari), dan dua potong daging/minggu (20 gr/hari). Itulah cermin konsumsi makanan bergizi yang selama ini dimakan oleh masyarakat kita. Kita tidak bisa berharap terlalu banyak bahwa bangsa kita akan menjadi bangsa yang unggul dengan kualitas yang baik, apabila konsumsi makanan sehari-hari sangat minim akan pangan hewani asal ternak yang secara gizi berkualitas.

Budaya minum susu yang masih sangat rendah bisa dipahami dari beberapa segi.

Pertama, susu masih dianggap barang luks yang harganya mahal. Saat ini harga susu sekitar Rp 1.800 per liter atau setara dengan harga 1/2 kg beras. Di tengah kehidupan yang semakin sulit akibat krisis berkepanjangan, maka dapat dimaklumi kalau mayoritas masyarakat Indonesia lebih mementingkan membeli pangan sumber karbohidrat daripada sumber protein/mineral. Yang penting perut seluruh anggota keluarga bisa kenyang, sementara gizi adalah urusan belakangan.

Mahalnya harga susu mungkin disebabkan oleh sistem peternakan sapi perah di Indonesia yang belum efisien. Dan hal ini terjadi karena sapi perah sebenarnya berasal dari negara-negara subtropis, sehingga ketika harus berproduksi di negara tropis seperti Indonesia susu yang dihasilkan tidak sebanyak seperti di negara asalnya. Data tahun 1998 menunjukkan bahwa permintaan susu di Indonesia adalah sebesar 1.034,6 ribu ton. Demand ini dipenuhi dari produksi dalam negeri 1/3 dan 2/3 sisanya berasal dari impor. Jadi, lengkaplah alasan mengapa susu masih menjadi barang mahal.

Alasan kedua mengapa kita jarang minum susu adalah takut dengan masalah lactose intolerance. Pada usia bayi dan anak-anak tubuh kita menghasilkan enzim laktase dalam jumlah cukup sehingga susu dapat dicerna dengan baik. Ketika menginjak usia dewasa keberadaan enzim laktase semakin menurun sehingga sebagian dari kita akan menderita diare bila minum susu.

Penelitian di AS membuktikan bahwa konsumsi susu satu-dua cangkir pada penderita lactose intolerance tidak mendatangkan masalah. Dalam hal lactose intolerance ini tampaknya perlu bagi kita untuk sesering mungkin memperkenalkan susu kepada tubuh kita sehingga akan semakin terlatih untuk menerima laktosa. Ekspose susu secara terus-menerus mungkin akan bermanfaat bagi tubuh untuk tidak memberikan respons negatip terhadap kehadiran laktosa.

Piramida makanan di negara maju seperti Amerika menempatkan susu dan dairy products lainnya seperti keju dan mentega pada posisi puncak. Piramida makanan Indonesia menempatkan lauk-pauk secara keseluruhan (termasuk susu) pada posisi teratas. Hal ini menunjukkan bahwa susu bagi bangsa Indonesia belum memiliki status penting seperti halnya di negara-negara yang sudah maju.

Terkait dengan masalah osteoporosis (keropos tulang), maka susu mempunyai peranan penting untuk mencegah penyakit ini. Susu adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk pembentukan tulang. Tulang manusia mengalami turning over yaitu peluruhan dan pembentukan secara berkesinambungan. Pada saat usia muda formasi tulang berlangsung lebih intens dibandingkan resorpsinya. Sementara pada usia tua resorpsi berlangsung lebih cepat dibandingkan formasinya. Itulah sebabnya pada usia tua terjadi apa yang disebut gradual lose of bone (proses kehilangan massa tulang).

Angka kecukupan gizi kalsium adalah 800-1200 mg/ orang/hari. Ini setara dengan tiga-empat gelas susu. Di Amerika yang konon masyarakatnya sangat banyak minum susu, ternyata, toh, tidak bisa juga memenuhi angka kecukupan gizi kalsium tersebut. Kontribusi dairy products (termasuk susu) terhadap kecukupan kalsium adalah 400 mg atau sekitar 35-50 persen (di AS). Di Indonesia, sumbangan susu terhadap kecukupan kalsium sekitar 20 mg karena kita hanya minum susu 15 tetes sehari.

Risiko osteoporosis akan semakin besar karena perilaku makan dan gaya hidup yang tidak benar. Mereka yang sering minum kopi, mengonsumsi gula, dan garam tinggi akan menyebabkan kalsium tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pembentukan tulang. Para perokok berat harus lebih waspada terhadap osteoporosis, demikian pula wanita yang telah memasuki masa menopause.

Pentingnya susu bagi kesehatan tidak hanya menyangkut masalah osteoporosis. Susu diketahui mendatangkan manfaat untuk optimalisasi produksi melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Susu yang mengandung banyak asam amino triptofan ternyata merupakan salah satu bahan dasar melatonin. Itulah sebabnya minum susu sebelum tidur sangat dianjurkan agar tidur kita lebih nyenyak.

Susu juga mempunyai kemampuan mengkhelat (mengikat) logam-logan berat yang bertebaran di sekitar kita akibat polusi. Dengan demikian susu bermanfaat untuk meminimalisir dampak keracunan logam berat yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi. Sangat baik kalau industri-industri yang melibatkan penggunaan logam berat menyediakan minuman susu bagi karyawannya.

Program gizi di negara maju senantiasa memasukkan susu sebagai komoditas wajib dalam Program Makanan Tambahan. Siswa-siswa di Amerika bisa menikmati Special Milk Program yang memberikan susu gratis atau bersubsidi. Anak-anak balita dan ibu hamil/menyusui dari kelas ekonomi rendah yang terdaftar dalam Program WIC (Women, Infants, and Children) bisa memperoleh susu sempai 15 liter per bulan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Bagaimana dengan Indonesia? Kita merasa beruntung bahwa USDA (United States Department of Agriculture) membantu murid-murid di Indonesia untuk bisa mengonsumsi susu seminggu tiga kali. Pada tahun 1999-2000 bantuan susu tersebut telah dimanfaatkan oleh 465.673 siswa (khususnya di Jawa). Bantuan kemudian diperluas dengan susu kedelai dan sasarannya tidak hanya SD di Jawa tetapi juga di luar Jawa.

Ternyata negara lain (AS) ikut memikirkan SDM kita yang terpuruk. Pada tahun 1997-1998 berdasarkan Human Development Index UNDP negara Indonesia menduduki peringkat 99, peringkat ini hampir menyamai Filipina (98). Namun, tahun 1999 peringkat SDM kita merosot menjadi ke-105, sedangkan Filipina kondisinya semakin bagus dan menduduki peringkat ke-77. Kondisi kita hanya satu kelas lebih baik dibandingkan Vietnam.

Sangat tragis bahwa Indonesia yang sudah bercita-cita akan segera tinggal landas dan bersaing dengan negara-negara di Asia, kini tampak semakin uzur dan tak berdaya. Perbaikan SDM harus dilakukan dengan investasi di bidang gizi/ kesehatan dan pendidikan.

Program-program gizi di Indonesia dengan sasaran anak sekolah maupun anak balita sebaiknya tidak perlu alergi dengan susu. Susu sudah diakui sebagai minuman bergizi dan bergengsi. Sementara itu, masalah lactose intolerance tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Saya yakin banyak anak Indonesia yang bisa minum susu tanpa harus khawatir dengan diare. Apalagi industri susu kini sudah menerapkan teknologi tinggi seperti Ultra High Temperature (UHT) yang disertai kemasan aseptik sehingga susu dapat diminum kapan saja tanpa memerlukan alat penyimpan berpendingin. Susu hasil pemrosesan ini tahan disimpan berbulan-bulan dalam suhu ruang karena sudah steril.

Proses UHT juga berupaya untuk meminimalkan kerusakan gizi karena susu dipanaskan dalam suhu 140 derajat hanya dalam hitungan detik.

Program gizi untuk siswa seperti PMT-AS kini nyaris tenggelam karena otonomi daerah. Oleh karena itu, rintisan program susu sekolah sumbangan AS (USDA) perlu dipikirkan exit strategy-nya setelah bantuan berakhir. Bisakah pemerintah memberikan susu gratis pada generasi usia sekolah yang sedang sangat membutuhkan gizi ini?

Kalau tidak bisa, maukah pemerintah memberikan subsidi sehingga anak-anak di sekolah bisa membeli susu dengan harga murah?

Daripada mereka membeli jajanan dengan kualitas gizi dan keamanan pangan yang rendah akan lebih baik kalau sejak dini mereka membiasakan diri jajan susu bersubsidi.

Susu hanyalah salah satu makanan bergizi yang sampai saat ini masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena harga susu mahal dan budaya minum susu belum tertanam di kalangan masyarakat, maka diperlukan waktu untuk menjadikan susu sebagai food habits.


Sumber:
Prof Dr Ali Khomsan, Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Tabloid Senior, 22 Mei 2003, dalam :
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1053664439,26248,
17 September 2009

10 GEJALA DIABETES




Sumber: www.indodiabetes.com

Pria Penderita Diabetes Harus Lebih Waspada


red-cross 
 Pria penderita diabetes ternyata lebih sering tidak menyadari kondisi fisik, emosi dan masalah seks-nya. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang didukung oleh Asosiasi Penderita Diabetes di Amerika.

Lembaga advokasi nirlaba ini memberikan pendidikan yang fokus kepada pria penderita diabetes setelah melakukan survei kepda 1000 orang pria penderita diabetes. Dari analisa ditemukan bahwa pria penderita diabetes banyak yang tidak memperhatikan kondisi hati, ginjal dan penyakit lainnya.

“Pria penderita diabetes sedikit lebih memperhatikan resiko mata dan penyakit ginjal, tapi mereka hampir tidak tahu tentang emosi, masalah seks atau kualitas kehidupan mereka.” ujar Wakil Presiden American Diabetes Association Richard Bergenstal, dalam wawancaranya dengan Bloomberg.

Di Amerika terdapat 24 juta penderita diabetes, yang ketika tubuhnya lemas mereka menyuntikkan insulin untuk memberikan energi ke dalam darahnya. Kebanyakan dari penderita ini merupakan penyakit Diabetes tipe 2, yang pada umumnya didapat setelah dewasa. Penyakit ini, menjadi pembunuh nomor tujuh di Amerika. Diabetes juga menggandakan resiko depresi, gangguan tidur, dan kadar testosterone-nya rendah yang akan meningkatkan peluang impoten.

Mengenai kualiatas hidup penderita Diabetes, Bergenstal yang juga Direktur Eksekutif International Diabetes Center, mengatakan bahwa satu dari tiga penderita diabetes akan mengalami depresi berat. “Dan kalau depresi tidak ditangani dengan baik maka dia tidak dapat mengatur pola hidup yang baik pula.”

Sumber : Kompas
You might also like:

Read more: http://indodiabetes.com/pria-penderita-diabetes-harus-lebih-waspada.html#ixzz1F50bftaV

KEFIR, SUSU ASAM BERKHASIAT

Setelah "disulap" menjadi kefir yang asam rasanya, susu bisa menjadi lebih awet. Selain itu juga makin "berkhasiat". Sebagai minuman fungsional, kefir diduga bisa menurunkan kolesterol, mengurangi risiko timbulnya kanker dan penyakit jantung koroner. Seperti penuturan Prof. Dr. Ir. Srikandi Fardiaz, M.Sc., berikut ini.
--------------------------------------------------------------------------------

Gumpalan bibit kefir.
Kefir merupakan produk susu yang berasa asam yang berasal dan banyak dikonsumsi di kawasan Kaukasia. Di daerah Rusia, kefir merupakan minuman populer yang diproduksi dan diperdagangkan dalam jumlah besar.
Butiran bibit kefir yang dibutuhkan untuk membuat susu kefir banyak dijual di toko-toko makanan di kawasan itu. Para ibu rumah tangga biasanya membuat kefir untuk keluarganya. Namun kefir juga diproduksi di Eropa Barat dan Amerika Serikat.


Gampang membuatnya
Pembuatan kefir merupakan suatu cara murah untuk mengawetkan susu. Metode pembuatannya pun sederhana sehingga dapat dilakukan dalam skala rumah tangga.

Kefir dibuat dari susu dan butiran bibit kefir. Bahannya bisa susu kambing, domba, atau sapi. Bibit kefir dapat dibeli atau diperoleh dari "sisa" kefir sebelumnya. Jika disimpan secara benar, bibit kefir dapat digunakan beberapa kali tanpa batas.

Susu bahan kefir mula-mula dipasteurisasi (dipanaskan pada suhu 85oC selama 30 menit) dan didinginkan dalam wadah berbahan gelas hingga mencapai suhu kamar (18 - 25oC). Kemudian ditambahkan butiran bibit kefir sebanyak 5 - 6% (50 - 60 g bibit kefir untuk 1 l susu). Campuran susu dan bibit kefir diinkubasi dengan cara didiamkan pada suhu kamar selama 24 - 48 jam, sampai terjadi penggumpalan sempurna. Selanjutnya, kefir disaring untuk memisahkan butiran kefir yang dapat digunakan untuk membuat kefir baru.

Susu kefir hasil saringan dapat ditingkatkan cita rasanya (flavor) dengan menginkubasikan kembali selama 24 jam pada suhu kamar, atau akan lebih baik kalau disimpan dalam lemari es pada suhu 8oC selama 24 jam. Seterusnya susu kefir dapat disimpan pada suhu tersebut minimal selama satu minggu.

Bibit kefir
Bibit kefir terdiri atas granula (butiran) mulai seukuran biji gandum sampai biji kenari. Butiran itu tumbuh dari ukuran sangat kecil dan terus tumbuh selama inkubasi. Sebanyak 50 g butiran kefir basah dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dalam 7 - 10 hari jika dipindahkan ke dalam 500 ml susu segar enam kali seminggu. Untuk menumbuhkan bibit kefir dapat digunakan susu penuh, susu skim, atau whei susu yang telah dinetralkan.

Butiran-butiran bibit kefir terdiri atas mikroorganisme yang dikelilingi oleh matriks berbentuk lendir yang terdiri atas gula polisakarida yang disebut kefiran (ini diproduksi oleh bakteri tertentu). Bibit kefir juga terdiri atas campuran berbagai bakteri dan kamir (ragi), masing-masing berperan dalam pembentukan cita rasa dan struktur kefir.

Spesies mikroorganisme dalam bibit kefir di antaranya Lactocococcus lactis, Lactobasillus acidophilus, Lb. kefir, Lb. kefirgranum, dan Lb. parakefir yang berfungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa. Lb. kefiranofaciens sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir), Leuconostoc sp. membentuk diasetil dari sitrat, dan Candida kefir pembentuk etanol dan karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan Lb. brevis, dan kamir (Torulopsis holmii dan Saccharomyces delbrueckii).

Bibit kefir tidak dapat dikeringkan dengan pemanasan karena sebagian mikroorganisme di dalamnya akan mati. Bibit kefir masih aktif jika diawetkan dengan cara pengeringan beku (freeze drying). Tapi cara terbaik menyimpan bibit kefir adalah dengan memindahkan bibit kefir lama ke dalam susu yang dipasteurisasi secara berkala, diinkubasi semalam dan disimpan dalam lemari es bersuhu 4 - 7oC. Dalam kondisi seperti ini bibit kefir tetap aktif selama kurang lebih sebulan.

Gizi dan khasiatnya

Selama proses fermentasi terjadi perubahan biokimia dari substrat akibat aktivitas bakteri asam laktat heterofermentasi dan kamir alkoholik. Keasaman kefir meningkat dari 0,85% menjadi 1,0% (dihitung sebagai asam laktat) dan pH menurun sampai di bawah 3,0. Juga terbentuk karbon dioksida sehingga produk mempunyai rasa karbonat. Perubahan itu membentuk cita rasa kefir yang diinginkan.

Selama fermentasi terbentuk polimer yang terdiri atas unit-unit gula (galaktosa dan glukosa) dalam jumlah sama yang disebut kefiran. Kefiran berjumlah sekitar 25% dari berat kering butiran kefir dan disintesis bersama sel mikroba baru. Selama fermentasi juga terbentuk senyawa asetoin dan diasetil.

Kandungan gizi kefir hampir sama dengan gizi susu bahan kefir. Kelebihannya dibandingkan dengan susu segar adalah karena asam yang terbentuk dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah kerusakan susu, dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen sehingga meningkatkan keamanan produk kefir.

Bakteri asam laktat dalam kefir mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan. Di antaranya sebagai probiotik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan, karena bakteri asam laktat memproduksi senyawa antimikroba, antara lain bakteriosin, hidrogen peroksida, dan berbagai antibiotik.

Bakteri asam laktat membentuk koloni dan menciptakan lingkungan dalam saluran pencernaan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen yang masuk ke tubuh. Karena itu dapat mencegah diare yang disebabkan bakteri patogen.

Bakteri asam laktat juga dapat mencegah infeksi saluran urine, mengurangi risiko timbulnya kanker atau tumor saluran pencernaan dan organ lain, menurunkan kadar kolesterol serum darah, mengurangi risiko penyakit jantung koroner, merangsang terbentuknya sistem imun, membantu penderita lactose intolerance dalam mengkonsumsi susu, dan memperlancar buang air besar. Karena bermanfaat untuk kesehatan, kefir digolongkan dalam minuman fungsional.

Penurun kolesterol dan resiko kanker
Dasar ilmiah atas dugaan bahwa mengkonsumsi produk fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat dapat menurunkan kadar kolesterol serum darah - sehingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner itu - memang belum pasti. Namun beberapa penelitian mengemukakan dua teori berikut ini.

Beberapa galur (strain) bakteri asam laktat mampu melakukan metabolisme kolesterol dari makanan dalam usus halus sehingga tidak diserap tubuh.

Beberapa galur bakteri asam laktat mampu melakukan dekonyugasi garam bile dalam usus halus untuk mencegah absorpsi kembali oleh tubuh sehingga merangsang hati untuk mensintesis lebih banyak garam bile dari kolesterol serum. Kedua hal itu menurunkan kadar kolesterol serum.

Selain itu beberapa penelitian juga membuktikan, mengkonsumsi produk fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat dapat menurunkan risiko timbulnya kanker atau tumor dalam saluran pencernaan. Sebab, bakteri asam laktat yang hidup dalam produk fermentasi susu menekan pertumbuhan bakteri lain di dalam saluran pencernaan.
Bakteri yang tidak diinginkan itu dalam saluran pencernaan memproduksi beberapa enzim tertentu, misalnya betaglukuronidase dan azoreduktase yang dapat mengubah senyawa prokarsinogen dalam makanan menjadi karsinogen (misalnya nitrit menjadi nitrosamin), yaitu senyawa penyebab kanker.

Kontrol terhadap pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan itu dapat menurunkan pembentukan karsinogen sehingga mengurangi risiko kanker kolon (usus besar). Bakteri asam laktat juga merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga menurunkan konsentrasi prokarsinogen dan karsinogen dalam saluran pencernaan.

Membantu penderita lactose-intolerance
Lactose-intolerance atau ketidakmampuan mencerna laktosa itu terjadi karena seseorang tidak dapat memproduksi enzim beta-galaktosidase oleh sel epitel usus halus akibat kelainan genetik.

Jika orang itu mengkonsumsi susu, laktosa dalam usus halus tidak dapat dicerna menjadi galaktosa dan glukosa sebelum diangkut ke dalam tubuh untuk metabolisme lebih lanjut. Molekul laktosa yang tidak dapat diserap tubuh kemudian masuk ke dalam usus besar dan dihidrolisis oleh bakteri yang memproduksi beta-galaktosidase.

Galaktosa dan glukosa yang terbentuk akan dimetabolisme oleh bakteri homofermentatif dan heterofermentatif menghasilkan asam dan sejumlah gas di dalam usus besar sehingga orang tersebut akan menderita diare, kembung, dan sakit perut.

Produk fermentasi susu sangat baik bagi penderita lactose-intolerance karena sebagian besar laktosa sudah dipecah oleh bakteri asam laktat sehingga kandungan laktosanya rendah. Selain itu bibit (starter) kefir juga merupakan sumber enzim beta-galaktosidase untuk memecah laktosa dalam susu. 
(Penulis adalah guru besar madya pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB)

Kefir sebagai Probiotik dan Obat

Mengonsumsi kefir secara rutin & konsisten memberikan kondisi positif bagi kesehatan karena:

1. Kefir membantu menyehatkan system pencernaan dan menghindari resiko terkena kanker (tumor) usus besar.
2. Kefir membantu menormalkan bakteri yang terdapat pada usus besar pasca-pengobatan yang menggunakan antibiotic.
3. Meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi makanan.
4. Membantun memperlancar buang air besar.
5. Membantu menyembuhkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes,hypertensi dan tumor.
6. Membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung koroner.
7. Membantu mencegah infeksi saluran urine.
8. Membantu meningkatkan system kekebalan tubuh.
9. Membantu menjaga stamina tubuh dan menjaga tubuh agar tidak cepat lelah.
10. Memperkuat efek obat yang dikonsumsi untuk penyembuhan.
 
 Sebagai ‘’obat’’, kefir berkhasiat menyembuhkan Tuberkulosis (TB), Sinusitis, Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), Asma, Radang Usus, Diare, Sembelit, Bronkitis, tulang retak, dan tulang patah.
 Gangguan Eksim, Kelainan Ginjal,Batu Ginjal, Asam urat, Reumatik, Osteoporosis, Kolesterol, tekanan darah tinggi/rendah, Diabetes, Migraine dan sakit kepala, segsi seksual, meningkatkan fungsi kerja lambung dan fungsi pencernaan, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, baik bagi bayi, anak-anak, maupun orang dewasa.

ATURAN PAKAI KEFIR KAUKASIAN :

Berikut gambaran mengenai porsi ideal utk setiap kelompok umur dan berat badan


Rekomendasi Penggunaan:

Penderita Kencing Manis Beresiko Kakinya Diamputasi

kaki-penderita-kencing-manis
Penyandang diabetes memiliki risiko kejadian kaki diabetes sebesar 15% dan memiliki risiko amputasi 15-40 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan meraka yang tidak menyandang diabetes. Pada tahun 2007, sebanyak 35% pasien di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan kaki diabetes menjalani amputasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pembahasan mengenai kaki diabetes pun dibahas dalam Jakarta Diabetes Meeting pada tanggal 22-23 November 2008. Bertempat di hotel Mercure, Ancol, acara tersebut menghadirkan dr. Em Yunir, Sp.PD dan Prof. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD-KEMD sebagai pembicara.Terdapat beberapa penyebab kaki diabetes, yaitu kelainan saraf (neuropati), kelainan pembuluh darah (vaskulopati), neuroiskemia, infeksi, dan trauma. Kelainan saraf terbagi menjadi kelainan saraf otonom, motorik, dan sensorik. Manifestasi klinis kelainan saraf otonom adalah gangguan produksi keringat sehingga kaki menjadi tidak berkeringat, sedangkan di bagian tubuh lain berkeringat. Kelainan saraf motorik meliputi atrofi dan melemahnya otot-otot kaki. Jika perubahan tersebut tidak disadari oleh pasien, mereka akan tetap menggunakan sepatu yang dapat menyebabkan trauma pada kaki. Oleh karena kelainan saraf motorik biasanya diikuti hilangnya sensorik, maka dapat pula menimbulkan ulserasi, terutama di daerah telapak kaki.

Selain kelainan saraf otonom dan motorik, terdapat pula kelainan saraf sensorik. Kelainan saraf sensorik sering menjadi komponen utama terjadinya ulserasi dan amputasi pada kaki penyandang diabetes. Akibat menurun atau hilangnya kemampuan merasakan sakit, penyandang diabetes dengan kelainan saraf sensorik sering tidak menyadari adanya luka di kaki hingga luka tersebut bertambah parah. Luka tersebut dapat menjadi awal terjadinya infeksi dan berkembang sampai ke jaringan yang lebih dalam sehingga membutuhkan amputasi sebagai tata laksana.
Salah satu faktor risiko kaki diabetes adalah penyakit arteri perifer. Diketahui bahwa peningkatan kadar A1C sebesar 1% meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer sebesar 26%. Penyakit arteri perifer berhubungan dengan aterosklerosis sehingga pembuluh darah menyempit dan tersumbat, kemudian terjadi kematian jaringan di perifer.

Melihat bahaya yang dapat ditimbulkan kaki diabetes, perlu adanya pencegahan. Yang utama dilakukan adalah edukasi terhadap pasien, keluarga, dan petugas kesehatan. Selain itu juga dibutuhkan tata laksana diabetes yang optimal, identifikasi pasien dengan risiko tinggi kaki diabetes, serta pemeriksaan dan pemantauan kaki dan alas kaki secara teratur. Alas kaki perlu disediakan yang cocok dan sesuai dengan kaki penyandang diabetes tersebut sehingga tidak menyebabkan atau memperparah luka. Yang juga tidak kalah penting adalah menata laksana semua faktor yang memungkinkan terjadinya ulserasi pada kaki penyandang diabetes. Dengan deteksi dan tata laksana faktor risiko secara dini dapat mencegah atau memperlambat terjadinya ulserasi atau amputasi kaki.
Berikut beberapa gambar luka komplikasi yang terjadi pada kaki penderita kencing manis/diabetes.
kaki-penderita-kencing-manis kaki-penderita-kencing-manis

Puasa Bagi Penderita Kencing Manis – Diabetes

puasa-diabetes
Puasa untuk Diabetisi | Bagi umat Islam, datangnya bulan Ramadan biasanya disambut dengan gembira. Namun bagi sebagian penderita diabetes mellitus atau kencing manis, menjalankan ibadah puasa kadang sangat menyulitkan. Penyandang kencing manis masih diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa namun tentunya mesti dikonsultasikan ke dokter. Lantas, apakah penderita kencing manis atau penyakit gula boleh berpuasa ?

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis (menahun) yang terjadi akibat gangguan hormon insulin dalam tubuh. Hormon ini berfungsi untuk mengangkut gula dalam darah (yang biasa disebut gula darah) ke seluruh jaringan tubuh, yang memerlukannya sebagai sumber energi.  Bila konsumsi gula murni (sukrosa) maupun karbohidrat kompleks, yang bisa dipecah menjadi senyawa gula sederhana, terus berlangsung setiap hari, maka hormon insulin akan kewalahan mengangkutnya. Akibatnya, akan terjadi penumpukan gula darah dalam darah.

Kalau hal ini terus menerus terjadi, maka lama kelamaan ’’sampah gula’’ ini pun akan menjadi racun yang mencemari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Untuk memperkecil dampak negatif tersebut, sedapat-dapatnya tubuh lalu ikut membantu membuangnya. Timbunan gula yang mubazir itu diserahkan pada ginjal, agar dibuang ke luar tubuh. Gula buangan itu menumpang keluar bersama air kencing (urine), sehingga air seni pun jadi terasa manis. Mestinya, dari sinilah asal muasal mengapa penyakit diabetes mellitus kemudian populer disebut dengan kencing manis.

Karena mengandung gula, air seni lalu menjadi lebih pekat. Padahal, ’’persyaratan’’ air kencing yang boleh lolos melalui saluran pembuangan tersebut haruslah yang encer. Sebagai upaya untuk mengencerkan air kencing, gula lalu menarik air yang terdapat dalam jaringan tubuh. Hal inilah yang mendorong penderita DM untuk minum lebih banyak dan lebih sering terasa haus. Jika dorongan untuk minum ini tidak segera dipenuhi, penderita bisa mengalami dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh). Keadaan ini menjadikan gula darah makin pekat dan jika dibiarkan bisa membahayakan.

Tidak semua penderita penyakit kencing manis aman untuk berpuasa. Hanya penderita yang kadar gula darahnya terkendali dan tidak menderita komplikasi penyakit lain yang dibolehkan. Gula darah disebut terkendali jika kadarnya ’’dalam uji klinis dinyatakan sebagai nilai GTT (glucose tolerance test)’’ tidak lebih dari 180 miligram per 100 mililiter. Dalam kondisi demikian, jumlah gula darah berimbang dengan kemampuan insulin untuk mengangkutnya, sehingga tidak terdapat timbunan sampah gula dalam darah.

Diabetasi, diperbolehkan berpuasa bila memang memungkinkan berdasarkan sejumlah pertimbangan seperti penilaian kondisi fisik, penilaian kontrol metabolik, penyesuaian diet dan penyesuaian jenis obat.

Pasien DM yang diperbolehkan berpuasa, adalah yang kadar gula darahnya terkendali yakni kurang dari 110 mg/dl sewaktu berpuasa dan kurang dari 160 mg/dl pada dua jam setelah berpuasa.

Pasien DM tipe-1 (diabetes karena kurangnya produksi insulin) yang stabil atau terkendali dengan perencanaan makan dan olah raga diperbolehkan berpuasa.  Puasa juga bisa dilakukan semua pasien DM tipe-2 (diabetes akibat kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin) dengan berat badan lebih serta kontrol yang baik dan pengawasan glukosa darah secara ketat.

Pasien yang mendapat suntikan insulin satu kali per hari dapat berpuasa sedangkan pasien yang mendapatkan suntikan dua kali sehari atau lebih dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Bagi diabetasi yang aman berpuasa, agar memantau kadar glukosa darah dengan ketat dan belajar mengenali gejala hipoglikemia dan dehidrasi sejak dini.

“Jika glukosa darah kurang dari 63 mg/dl sebaiknya segera berbuka,” .
Sementara bagi pasien DM tipe-1 yang tidak stabil serta pasien DM tipe-1 dan tipe-2 dengan kontrol buruk, dianjurkan untuk tidak puasa.

Puasa, juga dianjurkan tidak dilakukan oleh diabetasi yang tidak mengikuti diet, pemakaian obat dan pengaturan aktivitas. Juga tidak baik untuk penyandang DM dengan komplikasi serius, pasien dengan riwayat ketoasidosis, pasien yang sedang hamil, pasien yang sedang mengalami infeksi, usia tua dengan masalah kesadaran serta yang mengalami dua kali atau lebih episode hipoglikemia selama Ramadan.

Kadar gula darah yang terkendali hanya mungkin tercapai jika penderita berdisiplin menjalankan dietnya dan disiplin berolah raga. Kesiapan untuk berpuasa bisa diupayakan antara lain dengan tidak mengkonsumsi sama sekali gula murni (sukrosa) seperti gula pasir, gula merah, dan sebagainya, jauh-jauh hari. Juga makanan atau bahan makanan yang mengandung gula (sirup, selai, jeli, manisan buah, susu kental manis, soft drink, es krim, cake, dodol, aneka kue manis, abon, dendeng, sarden, dan sebagainya). Konsumsi makanan dari tepung sebaiknya dikurangi.

Konsumsi karbohidrat, terutama yang berasal dari makanan utama (nasi atu penggantinya) dan juga kalori harus ditukar sesuai dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya. Hal ini sangat tergantung pada umur penderita, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik, serta kelainan metabolik. Hanya dokter maupun ahli gizi yang bisa menyusun diet yang paling tepat bagi setiap penderita. Hindari mengadopsi pola diet orang lain, sekalipun Anda dan dia memiliki kondisi fisik, berat badan dan tinggi yang sama, misalnya.

Perbanyak konsumsi bahan makanan yang kaya serat, baik serat yang bersifat larut dalam air maupun tidak. Serat bisa diperoleh dari buah apel yang banyak mengandung pektin, aneka kacang-kacangan (kecuali kacang tanah, karena banyak mengandung lemak), sayuran segar yang dimasak ringan maupun yang disantap mentah sebagai lalapan.

Saat berpuasa saluran pencernaan sama sekali tidak menerima asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 14 jam (di Indonesia) dan hal itu menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisiologis.

Puasa menyebabkan penurunan kadar glukosa darah tapi tidak secara drastis. Glukosa darah dipertahankan sebanyak 60-126 mg/dl melalui mekanisme kerja hormon insulin dan kontra regulator insulin.

Puasa juga merupakan suatu stres bagi tubuh karena terjadi peningkatan hormon kontra insulin. Hal inilah yang menyebabkan proses glikogenesis dan glukoneogenesis pada pasien DM menjadi tak terkendali dan cenderung lebih cepat sehingga menyebabkan ketoasidosis dan dehidrasi.

Untuk itu bagi yang memang ingin berpuasa agar sewaktu sahur dilakukan mendekati imsak dan makanan disajikan dengan lebih menarik, agar jumlah yang dikonsumsi cukup dan asupan kalorinya kurang lebih sama dengan kebutuhan kalori sehari-hari.
Sebaiknya pasien DM mengonsumsi makanan yang segar dan bergizi secara bertahap yakni 50% saat berbuka puasa, 10% setelah shalat taraweh dan 40% ketika sahur.

Konsumsi cairan disesuaikan dengan kebutuhan normal, sekitar delapan gelas per hari. Sebaiknya membatasi makanan manis dan makanan yang digoreng serta memilih untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks ketika makan sahur.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/
18 September 2008
Oleh Amien Nugroho

Read more: http://indodiabetes.com/puasa-bagi-penderita-diabetes.html#ixzz1F4XVl7MD

Diabetes Indonesia Ranking ke 3 di Dunia

READ CROSS
Survey tentang jumlah penderita diabetes di dunia menang dilakukan oleh berbagai badan atau organisasi. Pada posting saya terdahulu saya sajikan artikel tentang hasil survey jumlah penderita diabetes di suatu negara yang dilakukan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

Menurut hasil survey WHO, Indonesia menduduki ranking ke 4 terbesar di dunia. Masih ada badan atau organisasi lain yang juga melakukan survey tentang jumlah penderita diabetes di suatu negara yaitu International Diabetes Federation (IDF) yang disponsori oleh World Diabetes Foundation, dalam buku ATLAS DIABETES, Executive Summary, second edition, diterbitkan tahun 2005, Indonesia dinyatakan menduduki ranking ke 3 terbesar di dunia.

Pada tahun 2003 Indonesia masih menduduki ranking ke 5 dibawah Amerika, tapi pada tahun 2005 Indonesia menyodok keatas menjadi ranking ke 3 dengan penduduk penderita diabetes terbesar, bahkan mengeser Rusia yang sebelumnya pada tahun 2003 menduduki ranking ke 3. Ranking Rusia yang pada tahun 2003 di ranking ke 3, pada tahun 2005 turun ke ranking 4.

Statistik Ranking Diabetes Dunia
Statistik Ranking Diabetes Dunia
Statistik Ranking Diabetes Dunia versi International Diabetes Federation
Buku Atlas Diabetes edisi ke 3 sedang dalam penyusunan dan diperkirakan akan direlease pada tahun ini. Mari kita tunggu hasil survey terbaru versi IDF apakah ranking Indonesia turun atau naik?

Mus Mulyadi Buta Karena Diabetes

Mus_MulyadiUntuk posting kategori Famous People Diabetes kali ini saya ambil dari acara Satu Jam Lebih Dekat yang disiarkan oleh TVONE (11/03/2010 | 19:30 wib), dimana pada malam itu tamu yang dihadirkan adalah Mus Mulyadi, si “Buaya Keroncong”.

Pada awal acara tersebut penampilan Mus Mulyadi tidak menunjukkan bahwa dia adalah seorang diabetisi. Saya sempat tersentak ketika sang penyiar mengatakan bahwa Mus Mulyadi menderita diabetes sudah sejak lama dan pada saat tampil di acara tersebut matanya sudah tidak bisa melihat dan hanya seberkas sinar yang masih masuk kedalam matanya.

Saya mencoba mencari link rekaman acara tersebut di situs TVONE, tapi sayang rekaman acara tersebut tidak dapat saya temukan di situs TVONE. Maksud saya ingin meletakkan link acara tersebut di blog saya ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada teman-teman diabetisi menonton acara berharga tersebut. Mudah2an saja pihak TVONE berkenan memberikan rekaman acara tersebut untuk saya embed linknya disini.

Mus Mulyadi mengisahkan pengalamannya sampai mata beliau menjadi buta. Karena beliau tidak memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari sehingga menyebabkan kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan baik. Pada malam itu Mus Mulyadi juga ditemani oleh isterinya yang bernama “Helen Sparingga”.

Mus Mulyadi merupakan salah satu korban keganasan penyakit diabetes yang menyebabkan penderita diabetes menjadi buta.

Berikut saya kutip sedikit biografi Mus Mulyadi dari wikipedia sbb:

Mus Mulyadi (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 14 Agustus 1945; umur 64 tahun) adalah penyanyi  keroncong  Indonesia. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si “Buaya Keroncong”. Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, “Kota Solo”, “Dinda Bestari”, “Telomoyo”, dan “Jembatan Merah”. Ia pernah menjadi anggota Favourite Band. Istrinya juga seorang penyanyi, Helen Sparingga, dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & Jazz Mus Mujiono di era 80-an.

Silahkan baca juga artikel terkait tentang komplikasi diabetes di blog saya ini untuk mengetahui lebih mendalami organ tubuh apa saja yang menjadi sasaran keganasan diabetes.

Foto courtesy of kapanlagi.com

Sumber: http://indodiabetes.com/mus-mulyadi-buta-karena-diabetes.html#ixzz1F4VQkuDD

Digerogoti Diabetes Jadi Tengkorak Hidup

Digerogoti Diabetes Jadi Tengkorak Hidup














 Akibat menderita diabetes, kini Wawan Andriyanto (27) tubuhnya hanya tinggal kulit dan tulang. Daging yang menempel di tulangnya terus digerogoti penyakit diabetes yang sudah empat tahun diidapnya.

Pria beranak satu yang tinggal di RT 03/RW 03 Jalan Flamboyan (dulu Jalan Armada), Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, ini sekarang tidak bisa ke mana-mana dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tergolek lemas di ranjangnya.

Kasiati (59), ibu Wawan, mengaku bahwa keluarga telah berupaya untuk mengobatinya, tetapi Wawan tak kunjung sembuh. Perempuan yang setia menunggu anaknya ini hanya bisa pasrah menghadapi cobaan.

Di rumah berukuran 9 x 6 meter dan hanya berkamar satu ini, ibu yang sudah lama ditinggal suaminya meninggal tersebut menuturkan, Wawan didiagnosis menderita penyakit gula kering dan ginjal. “Sudah hampir empat bulan ini, diarenya tidak sembuh-sembuh,” ucap Kasiati yang mengaku telah tiga kali anaknya masuk keluar rumah sakit.

Awal petaka yang menimpa pria yang sebelumnya membuka servis elektronik itu terjadi sekitar tahun 2007. Jempol kedua kaki Wawan bengkak dibarengi demam dan keluar semacam cairan dari pori-porinya.

Setelah dioperasi di RSUD dr Muhammad Saleh, Wawan sembuh. Namun, setahun kemudian penyakit Wawan kam­buh lagi. Sejak saat itu, berat badannya terus menurun.

Setelah dirawat jalan di Puskesmas Ketapang, Wawan diketahui sakit diabetes. “Katanya ginjalnya juga,” tambah Kasiati. Terakhir pada 24 Maret 2010, dia kembali dibawa ke rumah sakit. Tetapi, tidak mau rawat inap karena keluarga tak punya biaya.

Istrinya, Farida (23), dan anaknya Cindi Claudia (4), tinggal di Desa Pesawahan, Kecamatan Tiris. Di sana Farida ikut orang untuk bekerja membordir. Satu-satunya tumpuan keluarga ini hanyalah Puji Yulianto (32), kakak Wawan yang bekerja sebagai penjaga malam.


Sumber : pakarbisnisonline

Read more: http://indodiabetes.com/digerogoti-diabetes-jadi-tengkorak-hidup.html#ixzz1F4TZlcqE

India, Ibukota Diabetes Dunia

Blindness Sign
INDIA, dijuluki sebagai IBUKOTA DIABETES DUNIA.
Karena penderita diabetes di India merupakan yang terbesar di dunia. Hampir semua penderita di India menghadapi ancaman mata buta, hal ini dikarenakan penyakit ini kurang mendapatkan perhatian, sehingga kasus demi kasus semakin marak terjadi.
 
Lions Clubs International Foundation (LCIF) di India mengadakan kampanye besar-besaran untuk mengingatkan masyarakat India tentang ancaman kebutaan akibat menderita penyakit diabetes.

Mantan Walikota Mumbai yang juga menjabat sebagai President Lions Club,
Dr Ashok Mehta mengatakan : “Dalam kurun waktu 25 tahun mendatang, mata buta yang disebabkan oleh diabetes akan menduduki ranking teratas dari semua penyebab kebutaan lainnya yang disebut dengan “Diabetic Retinopathy”.

Konvensi internasional yang diadakan oleh Lions Club selama 3 hari tersebut juga memberikan perhatian besar kepada bayi-bayi yang baru dilahirkan oleh ibu-ibu penderita diabetes.

Untuk memerangi penyakit diabetes, Lions Club menggandeng dua rumah sakit di India Utara yaitu Shankar Netralaya di Chennai and LV Prasad Eye Hospital di Hyderabad, untuk melakukan pemeriksaan terhadap penderita diabetes agar mereka tidak kehilangan penglihatan mereka yang dikenal dengan “Diabetic Retinopathy”, demikian dikatakan Mehta.

Para tenaga sukarela dari Lions Club pun secara teratur bekerjasama dengan pusat kesehatan setempat melakukan “Diabetes Awareness Campaigns”, dimana setiap pasien disarankan agar peduli dengan diet dan obat untuk mengendalikan diabetes yang dideritanya.
Sumber :

http://economictimes.indiatimes.com/News/News_By_Industry/Healthcare__Biotech/India_facing_major_threat_from_diabetes-related_blindness/articleshow/3171231.cms

Kencing Manis – Diabetes Sebabkan Kematian Lebih Banyak daripada AIDS

diabetes
“Kencing manis” atau diabetes melitus dan berbagai penyakit komplikasi yang ditimbulkannya, menyebabkan kematian yang lebih banyak daripada korban HIV/AIDS, kata Prof. Sidartawan Soegondo, Ketua Umum 

Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA), di Jakarta, Rabu (12/07).
Namun berbeda dengan ancaman yang ditimbulkannya. Penanganan terhadap diabetes tidak segencar penanganan AIDS, katanya, saat acara memperingati Hari Diabetes Nasional 14 Juli.

“Berdasarkan data Departemen Kesehatan tentang angka kematian pasien di rumah sakit pada tahun 2003, DM dan komplikasinya menempati posisi ke-lima terbanyak. Di berbagai poliklinik, DM merupakan keluhan yang paling banyak dialami pasien setelah penyakit saluran pernapasan dan TBC,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa komplikasi kencing manis jangka panjang dapat berupa penyakit saluran jantung (cardiovascular), kegagalan kronis ginjal, kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi, gangrene dengan risiko amputasi jari tangan dan kaki.

Dikutip dari data yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pengidap DM di Indonesia merupakan yang terbanyak ke-empat di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Sementara itu Biro Pusat Statistik memperkirakan pada tahun 2003 sudah terdapat 14 juta orang Indonesia yang mengidap diabetes. Angka itu diprediksi akan terus melonjak hingga 51 juta pada tahun 2030, dengan tingkat prevalensi yang lebih besar penduduk yang tinggal di kawasan kota daripada di desa.

Menurut Sidartawan, timpangnya kesadaran masyarakat terhadap ancaman diabetes atau kencing manis dibanding AIDS disebabkan oleh pemahaman penyakit AIDS yang lebih cepat menular, tidak ada obatnya, dan mengakibatkan kematian dalam tempo relatif singkat. Sementara diabetes atau kencing manis datang perlahan dan baru terasa ketika sudah terlanjur menimbulkan berbagai komplikasi.

“Selain itu, kemampuan pemerintah saat ini baru dikerahkan ke penyakit-penyakit menular, sementara untuk penyakit tidak menular belumlah menjadi prioritas sehingga muncul kesan terlupakan,” kata Sidartawan.

Padahal, tambah dia, “Bila pengidap diabetes atau kencing manis mendapatkan penanganan yang makin bagus, maka makin panjang peluang hidup penderitanya, semakin besar biaya yang dibutuhkan. Itu sebabnya pencegahan jauh lebih diharapkan daripada mengobati, karena sekali divonis diabetes maka Anda tidak akan pernah sembuh dan Anda harus melalui perawatan tanpa henti.”

Menilik kondisi penderita diabetes pada beberapa tahun lampau, ia berkata, “Dulu, pada umur 25 tahun-an, diabetesi – sebutan bagi pengidap diabetes – sudah buta atau diamputasi kakinya karena diabetes. Bukan hanya akibat penyakit diabetes itu sendiri, melainkan penyakit yang muncul sebagai komplikasi DM.”

Walau demikian, diabetes sangat mudah dihindari.
“Kurangi makan dan berolahraga yang banyak. Makanlah sesuai waktunya, jangan tunggu sampai lapar karena kalau makan hanya bila sedang lapar maka nanti porsi makan lebih banyak dari biasa. Olahraga sesering mungkin, walaupun cuma berupa aktifitas berjalan kaki santai,” jelas Sidartawan.
Sedangkan gejala-gejala klasik khas kencing manis berupa poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan), lemas, dan berat badan menurun drastis.
Sumber : www.kapanlagi.com

Hari Diabetes Dunia, 14 November

Tanggal 14 November 2007 ditentukan sebagai Hari Diabetes Dunia (World Diabetes Day) yang pertama. Para pakar diabetes dari berbagai negara berkumpul di New York, dengan dukungan International Diabetes Federation (IDF) dan PBB melalui WHO mereka membentuk suatu 

KEMITERAAN GLOBAL dengan menerbitkan “Panduan Praktis untuk Membantu Mencapai Misi Resolusi PBB pada Diabetes”.
Kemitraan Global juga mendesak negara-negara di dunia, komunitas-komunitas sosial untuk melakukan aksi dan berbagi tanggung jawab dalam pertarungan global melawan diabetes.

Thema yang diusung pada Hari Diabetes Dunia 2007 itu adalah “No Child Should Die of Diabetes”. Fokus utama diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang menjadi ancaman penyakit diabetes. Kemitraan Global akan mengadakan KAMPANYE KEPEDULIAN GLOBAL (global awareness campaign) perang melawan diabetes bersama WHO.

“No Child Should Die of Diabetes”
Logo World Diabetes Day 14 November 2007
Logo Hari Diabetes Dunia, 14 November 2007
Keterangan logo:
  • Lingkaran dan warna biru adalah lambang resmi Hari Diabetes Dunia
  • 14 November dipilih untuk mengenang hari lahir Frederick Grant Banting, sang penemu insulin bersama dengan rekannya Charles Best pada tahun 1921.

Organisai Diabetes di Dunia

Tahukah anda ada berapa banyak Asosiasi Diabetes di dunia?
Tidak ada satupun asosiasi diabetes dari Indonesia masuk didalam daftar resmi dibawah ini. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran tentang bahaya penyakit diabetes di Indonesia masih sangat rendah? Padahal penderita diabetes di Indonesia menduduki ranking 4 terbesar di dunia. Sebuah pertanyaan timbul dalam diri saya;

“Bagaimana dengan kepedulian pemerintah terhadap penyakit diabetes di Indonesia?”

Inilah daftar Asosiasi Diabetes Dunia dari situs resmi World Diabetes Foundation:

Diabetes Associations

Africa
IDF African Regional Office – www.idf-africa.org

Eastern Mediterranean and Middle East
IDF EMME Regional Office – www.idf-emme.org

Europe
Austrian Diabetes Organization – www.diabetes.or.at
Belgian Diabetes Association – www.diabete-abd.be
Flemish Diabetes Association – www.diabetes-vdv.be
Danish Diabetes Association – www.diabetes.dk
Finnish Diabetes Association – www.diabetes.fi
French Diabetes Association – www.afd.asso.fr
German Diabetes Association – www.diabetes-union.de
Icelandic Diabetes Association – www.diabetes.is
Diabetes Federation of Ireland – www.diabetes. ie
Associazione Italiana Diabetici – www.assitdiab.it
Lithuania Diabetes Association – www.is.it/diabetas
Luxembourg Diabetes Association – www.ald.lu
Maltese Diabetes Association – www.diabetesmalta.org
Dutch Diabetes Association – www.diabetesverening.nl
Norwegian Diabetes Association – www.diabetes.no
Portuguese Diabetic Association – www.apdp.pt
Slovak Diabetic Society – www.diadays-tn.sk
Slovenia Diabetes Association – www.diabetes-zveza.si
Spanish Diabetic Society – www.sediabetes.org
Swedish Diabetes Association – www.diabetes.se
Swiss Diabetes Association – www.diabetesgesellschaft.ch
Turkish Diabetes Foundation – www.turdiab.org
Diabetes UK – www.diabetes.org.uk
IDF European Regional Office – www.idf-europe.org

North America
American Diabetes Association – www.diabetes.org
Canada Diabetes Association – www.diabetes.ca
Diabète Québec – www.diabete.qc.ca
Guyana Diabetes Association – www.sdnp.org.gy/gda
IDF North America Regional Office – www.idf-na.org

South and Central America
Argentine League for the Protection of Diabetics – www.diabetesaldia.com
Argentinian Diabetes Society – www.diabetes.org.ar
Associacão de Diabetes Juvenil, Brazil – www.adj.org.br
Federcão Nacional de Associacões de Diabéticos (FENAD) – www.anad.org.br
Brazilian Diabetes Society – www.diabetes.org.br
Patronato de Pacientes Diabéticos de Guatemala – www.papadigua.com
Asociación Puertorriqueña de Diabetes – www.diabetespr.org
Asociación de Diabéticos del Urugay – www.adu.org.uy
IDF South and Central American Regional Office – www.idf-saca.org

South-East Asia
IDF South-East Asian Regional Office – www.idf-sea.org

Western Pacific
Diabetes Australia – www.diabetesaustralia.com.au
Diabetes Hong Kong – www.diabetes-hk.org
Japan Diabetes Societu – www.jds.or.jp
Diabetes New Zealand – www.diabetes.org.nz
Philippine Diabetes Association – www.diabetesphil.org
Diabetes Society of Singapore – www.dss.org.sg
IDF Western Pacific Regional Office – www.idf-wp.org

Other organisations
World Health Organization – www.who.org
International Diabetes Federation – www.idf.org
DANIDA – www.um.dk/danida
Aravind Eye Hospital – www.aravind.org
DanChurchAid – www.noedhjaelp.dk
The International Insulin Foundation – www.access2insulin.org
European Association for the Study of Diabetes (EASD) – www.easd.org
Novo Nordisk A/S – www.novonordisk.com
Iacocca Foundation – www.iacoccafoundation.org.
World Philanthropists Organization – worldphilanthropists.org


Sumber : www.worlddiabetesfoundation.org

Kontrol Kencing Manis – Diabetes dengan 45 Menit Jalan Kaki

jalankaki-diabetes Kencing Manis | Menderita diabetes atau yang biasa disebut penyakit gula memang tidak mudah. Ukuran asupan makanan harus tepat, tidak boleh kurang apalagi lebih. Kini ada cara mudah yang dapat Anda lakukan. Cukup dengan jalan kaki 45 menit per hari.
 
Nyatanya kegiatan berjalan selama 45 menit per hari dapat membantu penderita diabetes menggunakan kadar gula darah dalam tubuhnya lebih baik. Hal itu diungkapkan oleh Michael Trenell dari Brittain Newcastle University dan tim dalam studi yang dilaporan pada journal Diabetes Care.
“Banyak orang menganggap bahwa latihan ke gym agak menakutkan, tapi kami menemukan bahwa hampir semua orang penderita diabetes dapat lebih aktif melalui kegiatan berjalan,” ujar Trenell.
Tim peneliti melakukan studi terhadap 10 pasang orang penderita diabetes tipe 2 yang memiliki kondisi yang sama termasuk tinggi badan, berat badan, usia serta meminta mereka untuk berjalan lebih dari 10.000 langkah per hari.
Hasil pemindaian dari tes magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan, orang yang berjalan lebih dari 45 menit per hari dapat membakar sekitar 20% lemak. Serta, meningkatkan kemampuan dari otot untuk menyimpan gula dalam darah dan mengontrol diabetes.
“Yang menarik dari penelitian itu yaitu dapat mencari cara untuk membantu mengontrol diabetes tanpa obat tambahan,” terang Trenell.
Diabetes diperkirakan menjangkiti sekitar 246 juta orang dewasa di seluruh dunia. Diikuti dengan angka kematian per tahun sekitar 6%. Diabetes tipe 2 adalah jenis yang paling banyak yaitu sekitar 90% dari keseluruhan jumlah penderita diabetes. Jenis itu juga paling dekat berkaitan dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik.
Obesitas dan diabetes adaah dua penyakit yang paling banyak berkembang terutama dari negara-negara berkembang yang mengadopsi gaya hidup negara barat. International Diabetes Federation memperkirakan hal tersebut akan mendorong peningkatan angka penderita diabetes hingga 380juta orang pada tahun 2025.
Menurut John Jakicic dari University of Pittsburgh, panduan terbaru mengenai latihan fisik sekitar 150 menit atau 2,5 jam per minggu, dapat membantu penderita obesitas untuk menurunkan berat badan. Hal itu diungkapkan pada tulisannya yang dimuat Archives of Internal Medicine.
Untuk mencapai jumlah optimal berlatih fisik, pemerintah Amerika Serikat memasukkan sekitar 201 wanita yang kelebihan berat badan serta obesitas dalam program menurunkan berat badan antara tahun 1999-2003. Kemudian membagi mereka menjadi empat grup dengan tugas berbeda.
Setelah enam bulan, semua wanita dalam empat grup berhasil mengurangi berat badan sekitar 8%-10% dari berat sebelumnya. Namun, banyak yang kembali ke berat semula.
Wanita yang menjalankan latihan fisik ekstra satu jam per hari, berhasil mempertahankan berat badan yang turun. Para peneliti juga mengungkap, para wanita itu juga lebih taat mengikuti pola makan sehat.
Jakicic merekomendasikan, orang yang ingin menurunkan berat badan tanpa kembali ke brat semula, harus berlatih fisik minimal 4,5 jam per minggu.
“Ada kesepakatan yang berkembang, latihan fisik yang lebih banyak dibutuhkan untuk mempertahankan penurunan berat badan,” terangnya. (Reuters/ri)
Sumber : http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/3830

Kencing Manis – Diabetes Jadi Epidemik di Eropa

red cross
Kencing manis | Jumlah penderita diabetes atau kencing manis meningkat dengan pesatnya sehingga diabetes atau kencing manis telah menjadi epidemik di Eropa dan hal itu dapat mengakibatkan tersedot sebagian besar anggaran pelayanan kesehatan dalam masa sepuluh tahun mendatang, terutama di Eropa Timur, seorang ahli mengingatkan Ahad.

Lebih dari 53 juta warga Eropa atau 8,4% dari populasi orang dewasa adalah penderita penyakit diabetes atau lebih dikenal dengan sebutan kencing manis.

Angka terbaru yang dikeluarkan oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan jumlah tersebut dapat mencapai hingga 9,8% penderita diabetes diantara kalangan orang dewasa di Eropa pada tahun 2025.
“Hal yang menjadi tujuan adalah memutar balik arah perkembangan pertumbuhan penderita penyakit yang bersifat diturunkan (genetis) karena memiliki kemungkinan besar untuk menghabiskan dana pelayanan kesehatan ,” kata Profesor Martin Silink, presiden IDF yang baru terpilih.

Negara-negara maju menghabiskan sekitar 10% dari anggaran pelayanan kesehatan tahunan untuk semua terapi dan pelayanan yang berkaitan dengan penyakit diabetes.

Namun penyakit yang sering kali dikatakan berhubungan erat dengan kelebihan berat badan atau obesitas itu kini memiliki angka rata-rata kenaikannya sekitar 7 juta kasus baru per tahun untuk tingkat dunia.
“Anggaran pelayanan kesehatan tak akan dapat menanggung pertambahan jumlah biaya yang diakibatkan oleh kenaikan rata-rata jumlah penderita diabetes dengan segala kondisi dan komplikasinya,” kata Silink.
IDF yang mengemukakan hasil temuan surveinya pada pertemuan para ahli penyakit dalam di Copenhagen, Denmark memperkirakan negara-negara Eropa Timur memiliki risiko terbesar untuk mengalami masalah ekonomi yang ditimbulkan akibat epidemik diabetes.

Usia pasien yang lebih muda
Walaupun angka rata-rata prevalensi di Eropa Timur sama dengan yang terdapat di Eropa barat dengan kisaran 2% di Eslandia hingga 11,8% di Jerman, infrastruktur kesehatan negara-negara Eropa Timur berisiko lebih besar mengalami gangguan karena perkembangan ekonominya yang lebih lambat dan usia rata-rata penderita yang lebih muda.

“Apa yang dapat kita simpulkan dari perkembangan pertambahan kasus diabetes atau kencing manis pada tingkat dunia bahwa dalam pertumbuhan ekonomi saat ini usia produktif antara 40 hingga 65 tahun adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit tersebut, sementara di negara-negara yang jauh lebih mapan perekonomiannya angka rata-rata usia penderita diabet diatas usia tersebut, sehingga kisaran usia penderita jauh lebih kecil” kata Silink menambahkan.

Maka dalam kondisi pertumbuhan jumlah penderita diabetes seperti saat ini jika terus menerus berkelanjutan maka perusahaan-perusahaan tempat sipenderita bekerja, serta perusahaan asuransi kesehatan dan pemerintah dapat menghadapi masalah membengkaknya biaya untuk menanggulangi masalah pelayanan kesehatan termasuk biaya kondisi cacat yang diakibatkan.
Diabetes adalah satu penyakit kronis yang terjadi saat tubuh seseorang tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin secara efektif.

Penyakit tersebut menimbulkan risiko terkena penyakit jantung, stroke (pendarahan di otak), kebutaan, gagal ginjal, serta gangguan pada syaraf dan peredaran darah yang dapat menyebabkan terjadinya pembusukan atau borok pada kaki yang harus diamputasi.
Sebagian besar kasus diabetes atau kencing manis baru adalah diabetes type II yang dapat dicegah dengan pola hidup sehat dengan menambah jumlah dan frekwensi olah fisik dan pola makan yang sehat, demikian tertulis dalam panduan IDF.

Silink mengatakan masyarakat internasional harus menangani masalah epidemik diabetes secara lebih serius sebab jika tidak, akan membahayakan kesehatan dan kehidupan jutaan manusia.
“Masalah epidemik diabetes adalah masalah global, maka yang kami (IDF) sarankan adanya kesadaran masyarakat luas akan bahayanya penyakit itu dan kami (IDF) telah meminta resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB mengenai diabetes,” kata Silink.

Sumber : www.kapanlagi.com

Read more: http://indodiabetes.com/diabetes-jadi-epidemik-di-eropa.html#ixzz1F4IWkn58

Jenis Pemerikasaan yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes

laboratorium
Salah satu program mengelola diabetes (management diabetes) oleh seorang diabetisi tidak semata-mata hanya

Salah satu program mengelola diabetes (management diabetes) oleh seorang diabetisi tidak semata-mata hanya perlu melakukan pemeriksaan kadar gula darah setiap hari.

Seperti diketahui bahwa masalah yang dihadapi oleh seorang diabetisi adalah timbulnya komplikasi spesifik seperti retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria (coronary artery disease).

Oleh sebab itu seorang diabetisi membutuhkan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui dan memantau perkembangan komplikasi spesifik diatas. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah komplikasi.

Jenis Pemeriksaan yang dilakukan:

1. Pemeriksaan untuk Pemantauan Pengelolaan Diabetes
Yang digunakan adalah kadar glukosa darah puasa, 2 jam PP, dan pemeriksaan glycated hemoglobin, khususnya HbA1C, serta pemeriksaan fruktosamin. Pemeriksaan fruktosamin saat ini jarang dilakukan karena pemeriksaan ini memerlukan prosedur yang memakan waktu lama. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan ialah urinalisa rutin. Pemeriksaan ini bisa dilakukan sebagai self-assessment untuk memantau terkontrolnya glukosa melalui reduksi urin.

Pemeriksaan HbA1C
HbA1C adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses Amadori menjadi ketoamin yang stabil dan ireversibel.

Metode pemeriksaan HbA1C:

    * Ion-exchange chromatography
    * HPLC (high performance liquid chromatography)
    * Electroforesis, Immunoassay
    * Affinity chromatography
    * Analisis kimiawi dengan kolorimetri.

Metode Ion Exchange Chromatography: harus dikontrol perubahan suhu reagen dan kolom, kekuatan ion, dan pH dari bufer. Interferens yang mengganggu adalah adanya HbS dan HbC yang bisa memberikan hasil negatif palsu.

Metode HPLC: prinsip sama dengan ion exchange chromatography, bisa diotomatisasi, serta memiliki akurasi dan presisi yang baik sekali. Metode ini juga direkomendasikan menjadi metode referensi.

Metode agar gel elektroforesis: hasilnya berkorelasi baik dengan HPLC, tetapi presisinya kurang dibanding HPLC. Hb F memberikan hasil positif palsu, tetapi kekuatan ion, pH, suhu, HbS, dan HbC tidak banyak berpengaruh pada metode ini.

Metode Immunoassay (EIA): hanya mengukur HbA1C, tidak mengukur HbA1C yang labil maupun HbA1A dan HbA1B, mempunyai presisi yang baik.

Metode Affinity Chromatography: non-glycated hemoglobin serta bentuk labil dari HbA1C tidak mengganggu penentuan glycated hemoglobin, tak dipengaruhi suhu. Presisi baik. HbF, HbS, ataupun HbC hanya sedikit mempengaruhi metode ini, tetapi metode ini mengukur keseluruhan glycated hemoglobin, sehingga hasil pengukuran dengan metode ini lebih tinggi dari metode HPLC.

Metode Kolorimetri: waktu inkubasi lama (2 jam), lebih spesifik karena tidak dipengaruhi non-glycosylated ataupun glycosylated labil. Kerugiannya waktu lama, sampel besar, dan satuan pengukuran yang kurang dikenal oleh klinisi, yaitu m mol/L.

Interpertasi Hasil Pemeriksaan HbA1C
HbA1C akan meningkat secara signifikan bila glukosa darah meningkat. Karena itu, HbA1C bisa digunakan untuk melihat kualitas kontrol glukosa darah pada penderita diabetes (glukosa darah tak terkontrol, terjadi peningkatan HbA1C-nya ) sejak 3 bulan lalu (umur eritrosit). HbA1C meningkat: pemberian Tx lebih intensif untuk menghindari komplikasi.

Nilai yang dianjurkan PERKENI untuk HbA1C (terkontrol): 4%-5,9%.4 Jadi, HbA1C penting untuk melihat apakah penatalaksanaan sudah adekuat atau belum. Sebaiknya, penentuan HbA1C ini dilakukan secara rutin tiap 3 bulan sekali.

2. Pemeriksaan untuk Memantau Komplikasi Diabetes
Komplikasi spesifik DM: aterosklerosis, nefropati, neuropati, dan retinopati. Pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk memprediksi beberapa dari komplikasi spesifik tersebut, misalnya untuk memprediksi nefropati dan gangguan aterosklerosis.

Pemeriksaan Mikroalbuminuria
Pemeriksaan untuk memantau komplikasi nefropati: mikroalbuminuria serta heparan sulfat urine (pemeriksaan ini jarang dilakukan). Pemeriksaan lainnya yang rutin adalah pemeriksaan serum ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

Mikroalbuminuria: ekskresi albumin di urin sebesar 30-300 mg/24 jam atau sebesar 20-200 mg/menit.  Mikroalbuminuria ini dapat berkembang menjadi makroalbuminuria. Sekali makroalbuminuria terjadi maka akan terjadi penurunan yang menetap dari fungsi ginjal. Kontrol DM yang ketat dapat memperbaiki mikroalbuminuria pada beberapa pasien, sehingga perjalanan menuju ke nefropati bisa diperlambat.

Pengukuran mikroalbuminuria secara semikuantitatif dengan menggunakan strip atau tes latex agglutination inhibition, tetapi untuk memonitor pasien tes-tes ini kurang akurat sehingga jarang digunakan. Yang sering adalah cara kuantitatif: metode Radial Immunodiffusion (RID), Radio Immunoassay (RIA), Enzym-linked Immunosorbent assay (ELISA), dan Immunoturbidimetry. Metode kuantitatif memiliki presisi, sensitivitas, dan range yang mirip, serta semuanya menggunakan antibodi terhadap human albumin. Sampel yang digunakan untuk pengukuran ini adalah sampel urine 24 jam.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Mikroalbuminuria
Menurut Schrier et al (1996), ada 3 kategori albuminuria, yaitu albuminuria normal (<20 mg/menit), mikroalbuminuria (20–200 mg/menit), Overt Albuminuria (>200 mg/menit). Pemeriksaan albuminuria sebaiknya dilakukan minimal 1 X per tahun pada semua penderita DM usia > 12 tahun.

3. Pemeriksaan untuk Komplikasi Aterosklerosis
Pemeriksaan untuk memantau komplikasi aterosklerosis ini ialah profil lipid, yaitu kolesterol total, low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), high density lipoprotein cholesterol (HDL-C), dan trigliserida serum, serta mikroalbuminuria. Pada pemeriksaan profil lipid ini, penderita diminta berpuasa sedikitnya 12 jam (karena jika tidak puasa, trigliserida > 2 jam dan mencapai puncaknya 6 jam setelah makan).

4. Pemeriksaan untuk Komplikasi Lainnya
Pemeriksaan lainnya untuk melihat komplikasi darah dan analisa rutin. Pemeriksaan ini bisa untuk melihat adanya infeksi yang mungkin timbul pada penderita diabetes.

Untuk pemeriksaan laboratorium infeksi, sering dibutuhkan kultur (pembiakan), misalnya kultur darah, kultur urine, atau lainnya. Pemeriksaan lain yang juga seringkali dibutuhkan adalah pemeriksaan kadar insulin puasa dan 2 jam PP untuk melihat apakah ada kelainan insulin darah atau tidak.

Kadang-kadang juga dibutuhkan pemeriksaan lain untuk melihat gejala komplikasi dari diabetes, misalnya adanya gangguan keseimbangan elektrolit dan asidosis/alkalosis metabolik maka perlu dilakukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah.

Pada keadaan ketoasidosis juga dibutuhkan adanya pemeriksaan keton bodies, misalnya aceton/keton di urine, kadar asam laktat darah, kadar beta hidroksi butarat dalam darah, dan lain-lainnya. Selain itu, mungkin untuk penelitian masih dilakukan pemeriksaan biomolekuler, misalnya HLA (Human Lymphocyte Antigen) serta pemeriksaan genetik lain.

Sumber:

Pemeriksaan Laboratorium Penderita Diabetes Mellitus
ANIK WIDIJANTI DAN BERNARD THEODORE RATULANGI
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar / FK Unibraw, Malang

Read more: http://indodiabetes.com/jenis-pemerikasaan-yang-harus-dilakukan-penderita-diabetes.html#ixzz1F4GcgV2X