Sabtu, 26 Februari 2011

Penderita Kencing Manis Beresiko Kakinya Diamputasi

kaki-penderita-kencing-manis
Penyandang diabetes memiliki risiko kejadian kaki diabetes sebesar 15% dan memiliki risiko amputasi 15-40 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan meraka yang tidak menyandang diabetes. Pada tahun 2007, sebanyak 35% pasien di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dengan kaki diabetes menjalani amputasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pembahasan mengenai kaki diabetes pun dibahas dalam Jakarta Diabetes Meeting pada tanggal 22-23 November 2008. Bertempat di hotel Mercure, Ancol, acara tersebut menghadirkan dr. Em Yunir, Sp.PD dan Prof. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD-KEMD sebagai pembicara.Terdapat beberapa penyebab kaki diabetes, yaitu kelainan saraf (neuropati), kelainan pembuluh darah (vaskulopati), neuroiskemia, infeksi, dan trauma. Kelainan saraf terbagi menjadi kelainan saraf otonom, motorik, dan sensorik. Manifestasi klinis kelainan saraf otonom adalah gangguan produksi keringat sehingga kaki menjadi tidak berkeringat, sedangkan di bagian tubuh lain berkeringat. Kelainan saraf motorik meliputi atrofi dan melemahnya otot-otot kaki. Jika perubahan tersebut tidak disadari oleh pasien, mereka akan tetap menggunakan sepatu yang dapat menyebabkan trauma pada kaki. Oleh karena kelainan saraf motorik biasanya diikuti hilangnya sensorik, maka dapat pula menimbulkan ulserasi, terutama di daerah telapak kaki.

Selain kelainan saraf otonom dan motorik, terdapat pula kelainan saraf sensorik. Kelainan saraf sensorik sering menjadi komponen utama terjadinya ulserasi dan amputasi pada kaki penyandang diabetes. Akibat menurun atau hilangnya kemampuan merasakan sakit, penyandang diabetes dengan kelainan saraf sensorik sering tidak menyadari adanya luka di kaki hingga luka tersebut bertambah parah. Luka tersebut dapat menjadi awal terjadinya infeksi dan berkembang sampai ke jaringan yang lebih dalam sehingga membutuhkan amputasi sebagai tata laksana.
Salah satu faktor risiko kaki diabetes adalah penyakit arteri perifer. Diketahui bahwa peningkatan kadar A1C sebesar 1% meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer sebesar 26%. Penyakit arteri perifer berhubungan dengan aterosklerosis sehingga pembuluh darah menyempit dan tersumbat, kemudian terjadi kematian jaringan di perifer.

Melihat bahaya yang dapat ditimbulkan kaki diabetes, perlu adanya pencegahan. Yang utama dilakukan adalah edukasi terhadap pasien, keluarga, dan petugas kesehatan. Selain itu juga dibutuhkan tata laksana diabetes yang optimal, identifikasi pasien dengan risiko tinggi kaki diabetes, serta pemeriksaan dan pemantauan kaki dan alas kaki secara teratur. Alas kaki perlu disediakan yang cocok dan sesuai dengan kaki penyandang diabetes tersebut sehingga tidak menyebabkan atau memperparah luka. Yang juga tidak kalah penting adalah menata laksana semua faktor yang memungkinkan terjadinya ulserasi pada kaki penyandang diabetes. Dengan deteksi dan tata laksana faktor risiko secara dini dapat mencegah atau memperlambat terjadinya ulserasi atau amputasi kaki.
Berikut beberapa gambar luka komplikasi yang terjadi pada kaki penderita kencing manis/diabetes.
kaki-penderita-kencing-manis kaki-penderita-kencing-manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar